PERAN APOTEKER DALAM DUNIA KESESHATAN

Farmasi klinis memang kelihatan lebih elegan bagi seorang apoteker karena dengan farmasi klinis apoteker lebih merasa dapat menunjukan kemampuannya akan kemampuannya yang sesunggunhnya. Tetapi pekerjaan apoteker diapotek tidak sekedar farmasi klinis. Banyak ilmu sosial lain penunjang profesi yang harus dikuasai. Seringkali apoteker hanya terjebak dalam farmasi klinis sebagai "menara gading" yang mana farmasi klinis dianggap sebagai pencapaian kemampuan profesi yang paling tinggi dalam pelayanan kefarmasian, tetapi benarkah?
Banyak apoteker baru sekarang yang saya tanya tentang kasus swamedikasi, yang terkait konsultasi obat dan penyakit yang terjadi pada swamedikasi. Hasilnya menurut saya, seringkali mereka membicarakan farmasi klinis yang kurang rasional dengan kebutuhan swamedikasi. Mengapa? karena sang dosen pengajarnya adalah apoteker rumah sakit yang mempunyai keterbatasan dalam penanganan kasus swamedikasi. Farmasi klinis saja tentu saja tidak cukup, karena farmaekonomi mungkin akan menjadi ilmu baru dalam dunia farmasi, diikuti oleh ilmu farmasosial, farmasbudaya dan lain sebagainya.
Pada peran apoteker dalam dunia kesehatan bangsa ini yang terkait pelayanan swamedikasi, bisa jadi menjadi sangat penting dan sangat berharga diri sebagai apoteker bila kita mengambil peran ini dengan sangat serius dan penuh dedikasi. Cuman sayangnya peran ini umumnya belum digali dengan sangat baik oleh dunia pendidikan, mungkin dikarenakan kasusnya dianggap kurang mercusuar untuk menunjukan kemampuan kita sebagai apoteker. Mungkin juga karena kasus pada swamedikasi seringkali hanya menghasilkan uang receh dari masyarakat.
Berperan tidaknya apoteker dalam dunia kesehatan sangat tergatung pada diri kita sendiri sebagai apoteker dalam mengambil kesempatan yang ada, bukan menunggu apa yang diberikan kepada kita. Saya selalu mengatakan kepada semua orang bila apotek juga merupakan salah satu sarana pendidikan kesehatan masyarakat, setiap hari kita bisa berhubungan dengan masyarakat awam yang membutuhkan informasi kesehatan terutama yang berkaitan dengan obat dan sediaan farmasi lain. Dari sinilah kita seharusnya memulai mengambil peran kita dalam dunia kesehatan. Sering kali pasien atau klien datang keapotek tanpa menyadari akan kebutuhan mereka yang sebenarnya, disinilah peran kita untuk mengambil konseling dan mendampingi mereka agar memahami permasalahannya.
Peran-peran kita didalam dunia kesehatan harus kita ambil bukan kita tunggu, demikian pula bila kita ingin berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Kita tidak bisa hanya menunggu permintaan dari mereka agar kita berperan, tetapi kita harus berani mengambil peran kita. Menurut saya selama praktek profesi diapotek, peran kita tidaklah lebih ringan dari tenaga kesehatan lain. Resiko kita tertular penyakit suatu misal juga sangat tinggi. Mungkin kedepan, sudah sepantasnya bila kita juga mendapatkan perhatian dari departemen pendidikan dan kebudayaan, toh yang kita kerjakan tidak lebih ringan dari para guru ataupun dokter dan kita bisa menjadi peyuluh kesehatan atau pendidik kesehatan masyarakat yang mandiri yang tidak perlu digaji oleh negara, tetapi cukup digaji dari jasa profesi kita.
Seringkali pada masyarakat yang membutuhkan obat untuk swamedikasi, obat kita lepas begitu saja tanpa ada asuhan kefarmasian yang cukup. Kasus semacam ini masih sangat umum dan menurut saya bisa sangat berbahaya. Sebagai contoh yang sering saya lontarkan kepada siapa saja, cobalah anda datang ke apotek sejawat anda yang belum melakukan TATAP atau belum memberlakukan Tiada Apoteker Tiada Pelayanan, kemudian anda tanya obat batuk yang baik, tentu anda dapat memperkirakan sendiri apa jawabnya. Meskipun masih ada sejawat kita yang belum melakukan TATAP, tetapi janganlah kita menganggap semua apotek adalah sama saja, karena sudah banyak apotek yang mulai mengarah ke TATAP, meskipun belum ke TATAP yang ideal.
Selanjutnya marilah mengambil peran kita, karena kita sudah menjadi apoteker berarti kita sudah diberi peran dalam dunia kesehatan. Tinggal mau atau tidak kita menggunakan peran kita dan janganlah jasa profesi yang kecil dijadikan alasan agar kita menjadi kurang berperan. Dunia tahu peran kita dalam dunia kesehatan, tetapi jangan sampai kita sendiri justru tidak memahami peran kita dalam dunia kesehatan. Peran kita sangat besar, sebesar yang kita mau dan bisa kerjakan, tetapi peran kita akan hilang sama sekali bila kita tidak mau mengambil peran kita. Kesimpulannya berperan atau tidaknya kita dalam dunia kesehatan tergantung diri kita sendiri, bukan tergantung pada orang lain, pemilik modal apotek, profesi kesehatan lain atau siapa saja.
Semoga kita para apoteker kedepan bisa lebih dapat berperan dalam dunia kesehatan dan dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain meskipun kita hanya ada di farmasi masyarakat yang umumnya masih dipandang sebelah mata. Dan untuk dapat lebih berperan sudah seharusnya bila kita mengawali dari diri kita sendiri dengan langsung mengambil peran dengan menerapkan TATAP, tanpa tunjuk-tunjuk kepada sejawat kita yang lain. Dan peran kita akan menunjukan sinergisme bila kita dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, pemerintah dan siapa saja yang terlibat dalam dunia kesehatan.
kak apa cita cita kakak jadi seorang apoteker?
BalasHapuscombck ya kak blog pratiwirina97.blogspot.com
Ingin ngebantu pengobatan masyarakat yg membutuhkan mbak pratiwirina97.blogspot.com
Hapussemoga bsa kyak gt ya mbak tir
BalasHapusAmin kakak nanda ,
BalasHapusDi doain semoga doanya kakak di jaba allah. amin
BalasHapuskak comback ya blog desma08.blogspot.com